Engkau yang datang dengan salam
Menyapa dan menghujam
Tak kasat di netra
Namun dahsyat dirasa
Wajahmu terlukis seperti siluet yang terpotret angan
Samar memang, namun indah dipandang
Dalam hening kau taburi benih-benih rindu yang menancap
Lalu tumbuh di taman hati yang gersang
Seperti kilat, kau melesat merambat ke seluruh syaraf
Seperti Guntur menyambar, kau hancurkan seluruh gundah
Seperti hujan, kau mekarkan Bunga-bunga yang lama kuncup.
Kuceritakan pada sepoinya angin
Agar ia kabarkan sang pemilik
Tentang siluet yang menghantui
Wujudmu misteri
Bayangmu abadi
Baiklah, harus kusadari
Kau hanya ilusi
No comments:
Post a Comment